Tuesday, January 18, 2011

ANALISIS BIAYA


1. Keunggulan Kompetitif Melalui Reduksi Biaya Produksi
Biaya produksi atau operasional dalam sistem industri sangat memainkan peranan penting, karena ia menciptakan keunggulan kompetitif dalam persaingan antar industri di pasar global. Hal ini disebabkan proporsi biaya produksi dapat mencapai sekitar 70% - 90% dari biaya total penjualan secara keseluruhan, sehingga reduksi biaya produksi melalui peningkatan efisiensi akan membuat harga jual yang ditetapkan oleh produsen menjadi lebih kompetitif.
Secara proporsional biaya produksi merupakan komponen terbesar dalam komposisi biaya total secara keseluruhan, sehingga pengendalian biaya produksi akan sangat efektif dalam meningkatkan keuntungan. Beberapa pilihan strategik berupa : (1) meningkatkan penerimaan penjualan, (2) reduksi biaya keuangan, dan (3) reduksi biaya produksi.
Pada putaran selanjutnya, apabila biaya produksi telah berkurang, harga jual yang ditetapkan juga dapat diturunkan, sehingga pada tingkat kualitas yang sama serta jual yang lebih kompetitif, akan meningkatkan penjualan. Strategi reduksi biaya ini apabila dilakukan secara terus-menerus (continuous cost reduction improvement) akan membawa industri itu kepada keunggulan kompetitif di pasar global.
Dalam situasi persaingan industri yang amat kompetitif di pasar global, strategi reduksi biaya produksi secara terus-menerus akan mampu meningkatkan keunggulan kompetitif melalui penetapan harga jual yang lebih kompetitif, sehingga penjualan akan meningkat yang pada akhirnya meningkatkan keuntungan bagi produsen.
2. Konsep Dasar Biaya Produksi Jangka Pendek (Short-Run Production Cost)
Biaya dalam ekonomi manajerial mencerminkan efisiensi sistem produksi, sehingga konsep biaya juga mengacu pada konsep produksi, tetapi apabila pada konsep produksi kita membicarakan penggunaan input secara fisik dalam menghasilkan output produksi, maka dalam konsep biaya kita menghitung penggunaan input itu dalam nilai ekonomi yang disebut biaya, pada dasarnya biaya yang diperhitungkan dalam produksi jangka pendek adalah biaya tetap (fixed costs) dan biaya variabel (variable costs).
Biaya tetap (fixed costs), merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran input-input tetap (fixed inputs) dalam proses produksi jangka pendek. Perlu dicatat bahwa penggunaan input tetap tidak tergantung pada kuantitas output yang diproduksi. Dalam jangka pendek, yang termasuk dalam biaya tetap adalah: biaya untuk mesin dan peralatan, upah dan gaji tetap untuk tenaga kerja atau karyawan, dan lain-lain. Biaya tetap total (total fixed cost), dinotasi sebagai: TFC.
Biaya variable (variable costs), merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran input-input variabel (varable inputs) dalam proses produksi jangka pendek. Dalam jangka pendek, yang termasuk biaya variabel adalah: biaya atau upah tenaga kerja langsung, biaya material, dan lain-lain. Biaya varabel total (total variable cost), dinotasikan sebagai: TVC.
Penjumlahan biaya tetap total dengan biaya variabel total dinotasikan sebagai: TC. Jadi TC = TFC + TVC. Dengan demikian biaya total produksi jangka pendek dapat didefinisikan sebagai penjumlahan antara biaya tetap total (TFC) dan biaya variabel total (TVC).
Selanjutnya apabila produksi jangka pendek menghasilkan output sebesar Q unit, maka dapat dihitung biaya tetap rata-rata (average fixed cost) dinotasikan sebagai: AFC dan biaya variabel rata-rata (average variable cost) yang dinotasikan sebagai: AVC.
(Materi Kuliah Pascasarjana S2/MM STIE Pasundan Bandung).

1 comment: