Friday, January 30, 2015

Analis Break-Even



Analisis break-even merupakan salah satu teknik analisis ekonomi yang berguna dalam menghubungkan biaya variabel total (Total Variable Cost = TVC) dan biaya tetap total (Total Fixed Cost = TFC) terhadap output produksi atau ukuran-ukuran lain dalam aktivitas industri. Beberapa contoh penerapan analisis break-even dalam industri, akan dikemukakan berikut ini.
Contoh penerapan (1) :
Jika manajer dihadapkan pada pilihan untuk membeli atau membuat sendiri komponen digunakan dalam proses pembuatan produk manufaktur. Jika pilihan membeli yang diambil, perusahaan dapat membeli komponen itu dengan harga Rp. 8.000 per unit. Sebaliknya apabila pilihan membuat sendiri yang diambil, diperkirakan perusahaan harus mengeluarkan biaya tetap sekitar Rp. 12.000.000 per tahun, serta biaya variabel sebesar Rp. 4.000 per unit komponen yang dibuat itu. Jika kebutuhan perusahaan atas komponen itu sebanyak 4.000 unit per tahun, alternatif pilihan apa yang terbaik?
Kasus di atas dapat diselesaikan menggunakan analisis break-even.
Berdasarkan informasi di atas, kita dapat merumuskan model fungsi biaya total untuk alternatif membuat sendiri (TCM) per tahun dengan mengikuti persamaan linear berikut:
TCM = 12.000.000 + 4.000 K
Di mana : TCM adalah biaya total per tahun untuk alternatif membuat komponen, sedangkan K adalah komponen yang dibuat.
Model fungsi biaya total untuk alternatif membeli (TCB) per tahun mengikuti persamaan linear berikut:
TCB = 8.000 K
Di mana: TCB adalah biaya total per tahun untuk alternatif membeli komponen, sedangkan K adalah unit komponen yang dibeli.


Titik break-even tercapai apabila TCM = TCB, sehingga:
12.000.000 + 4.000 K = 8.000 K
                    4.000 K = 12.000.000 ¾¾>>> = 3.000
Tampak dari analisis break-even bahwa apabila K = 3.000, kedua alternatif pilihan membuat sendiri atau membeli komponen akan mengeluarkan biaya total per tahun yang sama, yaitu sebesar:
TCM = 12.000.000 + 4.000 K = 12.000.000 + 4.000(3.000)
       = Rp. 24.000.000
TCB  = 8.000 K = 8.000(3.000) = Rp. 24.000.000
Tampak bahwa alternatif membuat sendiri komponen akan lebih murah apabila kebutuhan industri telah lebih besar daripada titik break-even (3.000 unit per tahun); sebaliknya apabila kebutuhan industri lebih kecil daripada titik break-even (3.000 unit per tahun), alternatif membeli komponen itu dari pemasok akan lebih murah.
Karena kebutuhan industri adalah sebesar 4.000 unit per tahun, alternatif membuat sendiri komponen itulah yang dipilih, karena memberikan biaya total per tahun yang lebih murah. Perhitungan biaya total per tahun dari kedua alternatif membuat sendiri atau pembeli komponen, pada tingkat kebutuhan 4.000 unit per tahun, adalah sebagai berikut:
TCM  = 12.000.000 + 4.000 K = 12.000.000 + 4.000(4.000)
       = Rp. 28.000.000
TCM  = 8.000 K = 8.000(4.000) = Rp. 32.000.000
Tampak bahwa alternatif membuat sendiri komponen hanya mengeluarkan biaya total per tahun sebesar Rp. 28 juta, sedangkan alternatif membeli komponen dari pemasok luar akan mengeluarkan biaya total per tahun yang lebih tinggi yaitu sebesar Rp. 32 juta. Dengan demikian manajer harus memutuskan untuk membuat sendiri komponen itu, karena layak berdasarkan pertimbangan ekonomi.

No comments:

Post a Comment