Wednesday, June 13, 2012
TUGAS MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA
TUGAS DI KUMPULKAN SAAT UAS.
1. Carilah masalah-masalah yang ada pada data di bawah ini dan berikan solusi.
2. buatlah kesimpulan dari data-data di bawah ini.
3. Tugas dibuat dalam bentuk makalah dan di Backup filenya ke dalam CD atau DVD.
Jakarta, (Analisa). Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan perekonomian nasional triwulan II 2012 dan selama 2012 masih dapat mencapai kisaran 6,3-6,7 persen, meskipun dengan risiko bias ke batas bawah kisaran.
Direktur Grup Humas Bank Indonesia Difi A Johansyah di Jakarta, Selasa (12/6), menjelaskan sumber pertumbuhan terutama ditopang dari permintaan domestik baik konsumsi maupun investasi yang tetap kuat.
Di sisi lain, sumber pertumbuhan dari eksternal diprakirakan menurun dengan melambatnya ekspor akibat melemahnya permintaan dunia dan penurunan harga komoditas global, sementara impor masih tumbuh cukup tinggi sejalan dengan kuatnya permintaan domestik.
Prospek perekonomian global, menurut Difi, masih dihadapkan pada krisis Eropa yang memburuk dan semakin tidak pasti, kondisi perekonomian AS yang masih rentan, serta pertumbuhan ekonomi China dan India yang diprakirakan melambat sebagai dampak krisis di Eropa.
Sementara, Neraca Pembayaran Indonesia diprakirakan membaik pada triwulan II 2012, dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, dengan kembali mencatat surplus.
Di sisi transaksi berjalan, masih kuatnya impor di tengah melambatnya ekspor menyebabkan transaksi berjalan diprakirakan masih mengalami defisit meskipun dengan tingkat yang lebih rendah dari triwulan sebelumnya.
Di sisi lain, meskipun terdapat tekanan arus modal keluar akibat sentimen global, surplus transaksi modal dan finansial diprakirakan masih cukup tinggi untuk menutup defisit transaksi berjalan.
Cadangan devisa sampai dengan akhir Mei 2012 mencapai 111,5 miliar dolar AS, atau setara dengan 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Jumlah tersebut cukup untuk membiayai 6,4 bulan impor, jauh lebih tinggi dari threshold IMF sebesar 3-4 bulan impor
Sementara nilai tukar Rupiah mengalami tekanan depresiasi terkait dengan faktor eksternal. Pada bulan Mei 2012, Rupiah secara point-to-point melemah sebesar 2,23 persen (mtm)ke level Rp9.400 per dolar AS atau secara rata-rata melemah 0,95 persen (mtm) menjadi Rp9.254 per dolar AS.
Untuk menjaga keseimbangan pasar valuta asing, Bank Indonesia terus mengambil langkah-langkah untuk menjaga kecukupan likuiditas pasar, antara lain didukung dengan penguatan operasi moneter melalui pengembangan instrumen moneter valuta asing seperti term deposit valuta asing, serta memperkuat koordinasi dengan Pemerintah untuk memitigasi dampak negatif dari risiko pemburukan ekonomi global.
Perkembangan inflasi pada bulan Mei 2012 tetap terkendali, dengan inflasi inti yang terus menurun. Inflasi IHK pada Mei 2012 tercatat 0,07 persen (mtm) sehingga secara tahunan tercatat sebesar 4,45 persen (yoy).
Inflasi yang terkendali tersebut sejalan dengan inflasi inti yang terjaga pada level yang rendah (4,14 persen, yoy) seiring dengan penurunan harga komoditas global dan tetap terkendalinya permintaan domestik. (Ant/try
Subscribe to:
Posts (Atom)