Tuesday, July 31, 2012

Pemerintah Janji Perbaiki Pembayaran Tunjangan Guru

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan masih menunggu hingga Juli nanti atau triwulan kedua pembayaran tunjangan profesi pendidik untuk mengevaluasi persoalan keterlambatan pembayaran kepada para guru. Bukan tidak mungkin, pembayaran kembali diambil alih pemerintah pusat demi kelancaran pembayaran tiap tri wulannya.


"Kami masih akan liat sampai Juli nanti. Mestinya sudah bisa beres atau tidak bermasalah. Namun, jika tetap pemerintah daerah tidak bisa membayarkan dengan lancar, kami akan cari mekanisme yang lebih baik," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh.

Menurut Nuh, surat keputusan dari masing-masing direktur jenderal pendidikan dasar dan menengah sudah selesai sejak Maret lalu. Dana juga sudah disalurkan ke pemerintah provinsi. Namun, klarifikasi soal 24 jam mengajar sebagai syarat pembayaran dilakukan pemerintah kabupaten/kota.
Berdasarkan informasi, pencairan tunjangan profesi pendidik bagi guru yang sudah lolos sertifikasi hingga Minggu (27/5/2012) masih banyak yang belum disalurkan. Tunjangan yang semestinya disalurkan ke rekening pribadi penerima pada April lalu untuk pembayaran tunjangan profesi triwulan pertama tahun 2012 tidak kunjung cair karena tidak ada surat keputusan pencairan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Iwan Hermawan, Sekretaris Jenderal Federasi Guru Independen Indonesia, mengatakan, pembayaran tunjangan profesi guru di Jawa Barat tidak merata. Di Kota Bandung belum ada pembayaran. Pemerintah daerah masih sibuk mengklarifikasi guru yang memenuhi 24 jam mengajar.
Menurut Iwan, soal pemenuhan 24 jam mengajar ini sebenarnya bukan salah guru, namun akibat ketidakmampuan pemerintah menata distribusi guru dengan baik. "Ini sebagai akibat guru didesentralisasi. Jadi tunjangan dan gajinya melalui DAU kota/kabupaten sehingga banyak hambatan birokrasi," kata Iwan.
Retno Listiyarti, Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia di Jakarta, mengatakan, Kemendikbud tidak juga belajar dari kesalahan-kesalahan dalam penyaluran tunjangan profesi guru yang tiap tahun bermasalah. "Semakin ke sini bukan semakin mudah pencairan tunjangan sertifikasi guru. Hampir enam tahun pelaksanaan sertifikasi, tidak ada perbaikan kinerja dalam sistem pembayaran tunjangan profesi guru," kata Retno.
Secara terpisah, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), mengatakan keterlambatan pembayaran tunjangan profesi guru ini dari laporan daerah akibat kinerja Kemendikbud yang lambat dalam penyelesaian SK sertifikasi.
"Setelah guru diurusi oleh berbagai unit utama di berbagai Ditjen dan Badan Guru justru birokrasi guru jadi rumit dan lambat," kata Sulistiyo.
Padahal, kata Sulistiyo, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam peringatan HUT Guru tahun lalu memerintahkan pembayaran tunjangan guru tidak boleh terlambat. "Kami akan mengadukan Kemendikbud pada Presiden dan DPR yang tidak mengelola hak-hak guru dengan baik. Ini pelanggaran," kata Sulistiyo.

( Sumber : KOMPAS.com . Minggu, 27 Mei 2012  19:31 WIB )

Wednesday, June 13, 2012

TUGAS MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

TUGAS DI KUMPULKAN SAAT UAS. 1. Carilah masalah-masalah yang ada pada data di bawah ini dan berikan solusi. 2. buatlah kesimpulan dari data-data di bawah ini. 3. Tugas dibuat dalam bentuk makalah dan di Backup filenya ke dalam CD atau DVD. Jakarta, (Analisa). Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan perekonomian nasional triwulan II 2012 dan selama 2012 masih dapat mencapai kisaran 6,3-6,7 persen, meskipun dengan risiko bias ke batas bawah kisaran. Direktur Grup Humas Bank Indonesia Difi A Johansyah di Jakarta, Selasa (12/6), menjelaskan sumber pertumbuhan terutama ditopang dari permintaan domestik baik konsumsi maupun investasi yang tetap kuat. Di sisi lain, sumber pertumbuhan dari eksternal diprakirakan menurun dengan melambatnya ekspor akibat melemahnya permintaan dunia dan penurunan harga komoditas global, sementara impor masih tumbuh cukup tinggi sejalan dengan kuatnya permintaan domestik. Prospek perekonomian global, menurut Difi, masih dihadapkan pada krisis Eropa yang memburuk dan semakin tidak pasti, kondisi perekonomian AS yang masih rentan, serta pertumbuhan ekonomi China dan India yang diprakirakan melambat sebagai dampak krisis di Eropa. Sementara, Neraca Pembayaran Indonesia diprakirakan membaik pada triwulan II 2012, dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, dengan kembali mencatat surplus. Di sisi transaksi berjalan, masih kuatnya impor di tengah melambatnya ekspor menyebabkan transaksi berjalan diprakirakan masih mengalami defisit meskipun dengan tingkat yang lebih rendah dari triwulan sebelumnya. Di sisi lain, meskipun terdapat tekanan arus modal keluar akibat sentimen global, surplus transaksi modal dan finansial diprakirakan masih cukup tinggi untuk menutup defisit transaksi berjalan. Cadangan devisa sampai dengan akhir Mei 2012 mencapai 111,5 miliar dolar AS, atau setara dengan 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Jumlah tersebut cukup untuk membiayai 6,4 bulan impor, jauh lebih tinggi dari threshold IMF sebesar 3-4 bulan impor Sementara nilai tukar Rupiah mengalami tekanan depresiasi terkait dengan faktor eksternal. Pada bulan Mei 2012, Rupiah secara point-to-point melemah sebesar 2,23 persen (mtm)ke level Rp9.400 per dolar AS atau secara rata-rata melemah 0,95 persen (mtm) menjadi Rp9.254 per dolar AS. Untuk menjaga keseimbangan pasar valuta asing, Bank Indonesia terus mengambil langkah-langkah untuk menjaga kecukupan likuiditas pasar, antara lain didukung dengan penguatan operasi moneter melalui pengembangan instrumen moneter valuta asing seperti term deposit valuta asing, serta memperkuat koordinasi dengan Pemerintah untuk memitigasi dampak negatif dari risiko pemburukan ekonomi global. Perkembangan inflasi pada bulan Mei 2012 tetap terkendali, dengan inflasi inti yang terus menurun. Inflasi IHK pada Mei 2012 tercatat 0,07 persen (mtm) sehingga secara tahunan tercatat sebesar 4,45 persen (yoy). Inflasi yang terkendali tersebut sejalan dengan inflasi inti yang terjaga pada level yang rendah (4,14 persen, yoy) seiring dengan penurunan harga komoditas global dan tetap terkendalinya permintaan domestik. (Ant/try

Thursday, May 10, 2012

Tugas 2. Mata Kuliah Perekonomian Indonesia

Indonesia's economy grows at fastest pace in 15 years Indonesia's economy grew at its fastest pace in 15 years in 2011 boosted by increased investment and growing domestic demand. Southeast Asia's largest economy expanded by 6.5% in 2011, the highest rate since 1996. Indonesia also regained its investment grade status last year as total domestic and foreign investment rose by almost 20% to $28bn (£18bn). Analysts said growth was likely to remain strong going forward. The latest data also showed that the economy grew by 6.5% in the October to December quarter from a year earlier. Raddhika Rao of Forecast said the strong data "validates the government's optimism on the growth front, driven for the most part by robust consumption and investment spending". 'Least exposed' The data comes at a time when problems in the eurozone and the US have seen considerable uncertainty in the global economy. As the eurozone struggles to find a solution to its debt crisis and the US copes with a high rate of unemployment, demand from two of the biggest economic zones in the world has been falling. That has hurt many Asian economies that rely heavily on exports for growth. However analysts said that Indonesia has benefited from the fact that a huge part of its growth is driven by domestic consumption. "Indonesia is one of the least exposed economies in the region, with a vast domestic market and a relatively small share of exports to gross domestic product, so it is insulated from volatility in the global economy," said George Worthington of IFR. Domestic consumption accounts for nearly 60% of Indonesia's economy. Sumber : http://www.bbc.co.uk/news/business-16901617 Tugas Untuk Mahasiswa : Buatlah kesimpulan dalam bentuk makalah data di atas.

Saturday, April 21, 2012

Bank Dan Lembaga Keuangan

Tugas Mata Kuliah Bank dan Lembaga Keuanga untuk Mahasiswa
DOWNRIGHT SCAMS Consumers looking for some relief in this economy led the scam complaints we heard this year. Like Shannon Condon, a woman who was promised help with a short sale from Dan Dekleine, a man who does not hold a real estate license or a license to practice law, and therefore cannot legally complete a short sale in New Jersey. Condon received a $1,300 refund after our story ran. And like the dozens of customers who complained to Bamboozled about vacation travel clubs run by Daryl Turner. Turner, who signed a $3 million settlement with the state and promised not to work in the travel business for five years, was later arrested on a theft-by-deception charge related to the travel clubs. That case is still ongoing, while most of the customers, who only wanted discounted vacations, are still waiting for their refunds. The lesson? If it’s too good to be true, it probably is. Don’t sign on with anyone until you do your due diligence. 1. Menurut pendapat masing-masing Kenapa kasus tersebut bisa terjadi 2. Berikan solusi untuk memecahkan masalah tersebut. 3. Tugas tersebut di susun dalam bentuk Makalah ( Pendahuluan, Isi dan Kesimpulan )

Friday, April 6, 2012

Perekonomian Indonesia

Ekonomi - Sekilas
Indonesi adalah bangsa yang besar, telah melewati krisis keuangan global yang relatif lancar karena ketergantungan pada konsumsi domestik sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi. Meningkatnya investasi baik oleh investor lokal dan asing juga mendukung pertumbuhan yang solid. Meskipun ekonomi melambat dengan pertumbuhan 4,5% pada 2009 dari tingkat pertumbuhan 6%-plus tercatat pada tahun 2007 dan 2008, pada tahun 2010 pertumbuhan kembali ke tarif 6%. Selama resesi, Indonesia mengungguli sebagian besar tetangga regionalnya. Pemerintah membuat kemajuan ekonomi di bawah pemerintahan pertama Presiden YUDHOYONO, memperkenalkan reformasi signifikan di sektor keuangan, termasuk reformasi pajak dan bea cukai, penggunaan Treasury bills, dan pengembangan pasar modal dan pengawasan. Utang terhadap rasio PDB Indonesia dalam beberapa tahun terakhir terus menurun karena pertumbuhan PDB semakin kuat dan penatalayanan fiskal yang sehat, yang menyebabkan dua dari tiga lembaga kredit terkemuka untuk meningkatkan peringkat kredit untuk utang Indonesia ke satu tingkat di bawah investment grade. Indonesia masih berjuang dengan kemiskinan dan pengangguran, korupsi yang tidak memadai, infrastruktur, lingkungan peraturan yang kompleks, dan distribusi sumber daya yang tidak merata antar daerah. YUDHOYONO dan wakil presidennya, BOEDIONO ekonom dihormati, telah mempertahankan kontinuitas luas dari kebijakan ekonomi, meskipun agenda reformasi ekonomi telah melambat selama tahun pertama masa tugas mereka oleh skandal korupsi dan keberangkatan dari menteri keuangan internasional dihormati. Pada akhir 2010, inflasi meningkat, didorong oleh harga pangan yang lebih tinggi , mengajukan tantangan untuk meningkatkan kebijakan ekonomi dan akhirnya akan mendorong jutaan orang menjadi hampir miskin atau hidup di bawah garis kemiskinan. Pemerintah pada tahun 2011 menghadapi tantangan yang berkelanjutan untuk meningkatkan infrastruktur Indonesia untuk menghilangkan hambatan terhadap pertumbuhan, sementara menangani masalah perubahan iklim, terutama yang berkaitan dengan pelestarian hutan Indonesia dan lahan gambut, fokus dari $ 1 miliar berpotensi trailblazing REDD + proyek percontohan.

Data-data Perekonomian Indonesia sebagai berikut :

PDB (paritas daya beli)
1030000000000 $ (2010 est)
$ 970.600.000.000 (2009 est)
$ 928.200.000.000 (2008 est)
Catatan: data tahun 2010 dolar AS

PDB (nilai tukar resmi)
$ 706.700.000.000 (2010 est)

GDP - tingkat pertumbuhan riil
6,1% (2010 est)
4,6% (2009 est)
6% (2008 est)

GDP - per kapita (PPP)
$ 4.200 (2010 est)
$ 4.000 (2009 est)
$ 3.900 (2008 est)
Catatan: data tahun 2010 dolar AS

GDP - komposisi oleh sektor
pertanian: 15,3%
industri: 47%
jasa: 37,6% (2010 est)

Populasi di bawah garis kemiskinan
13,33% (2010)

Angkatan kerja
116.500.000 (2010 est)

Tenaga kerja - menurut pekerjaan
pertanian: 38,3%
industri: 12,8%
jasa: 48,9% (2010 est)

Tingkat pengangguran
7,1% (2010 est)
7,9% (2009 est)

Pengangguran, remaja usia 15-24
total: 22,2%
laki-laki: 21,6%
perempuan: 23% (2009)

Pemasukan rumah tangga atau konsumsi berdasarkan persentase bagian
terendah 10%: 3,3%
tertinggi 10%: 29,9% (2009)

Distribusi pendapatan keluarga - Gini index
36.8 (2009)
39.4 (2005)

Investasi (gross tetap)
32,1% dari PDB (2010 est)

Anggaran
pendapatan: $ 119.500.000.000
pengeluaran: $ 132.900.000.000 (2011 est)

Pajak dan pendapatan lainnya
16,9% dari PDB (2011 est)

Anggaran Surplus (+) atau defisit (-)
-1,9% Dari PDB (2011 est)

Publik utang
25,7% dari PDB (2010 est)
26,4% dari PDB (2009 est)

Tingkat inflasi (harga konsumen)
5,1% (2010 est)
4,8% (2009 est)

Bank sentral tingkat diskonto
6.37% (31 Desember 2010)
6.46% (31 Desember 2009)
catatan: angka ini merupakan tingkat SBI 3 bulan, BI tidak bekerja satu bulan SBI since September 2010

Komersial prime bank lending rate
13,252% (31 Desember 2010 est)
14,498% (31 Desember 2009 est)
catatan: angka-angka ini mewakili tingkat tahunan rata-rata pada kredit modal kerja

Persediaan uang
$ 41710000000 (31 Desember 2008)
$ 47780000000 (31 Desember 2007)

Stok uang sempit
$ 67340000000 (31 Desember 2010 est)
$ 54870000000 (31 Desember 2009 est)

Persediaan uang kuasi
$ 131.100.000.000 (31 Desember 2008)
$ 127.000.000.000 (31 Desember 2007)

Persediaan uang yang luas
$ 274.900.000.000 (31 Desember 2010 est)
$ 227.800.000.000 (31 Desember 2009 est)

Stok kredit domestik
$ 254.100.000.000 (31 Desember 2010 est)
$ 212.600.000.000 (31 Desember 2009 est)

Nilai pasar saham publik
$ 360.400.000.000 (31 Desember 2010)
$ 178.200.000.000 (31 Desember 2009)
$ 98760000000 (31 Desember 2008)

Pertanian - produk
beras, ubi kayu (tapioka), kacang, karet, kakao, kopi, kelapa sawit, kopra, unggas, daging sapi, daging babi, telur

Industri
minyak bumi dan gas alam, tekstil, pakaian jadi, alas kaki, pertambangan, semen, pupuk kimia, kayu lapis, karet, makanan, wisata

Tingkat pertumbuhan produksi industri
4,3% (2010 est)

Listrik - produksi
141.200.000.000 kWh (2008 est)

Listrik - produksi berdasarkan sumber
fosil bahan bakar: 86,9%
hidro: 10,5%
nuklir: 0%
lain: 2,6% (2001)

Listrik - konsumsi
126.100.000.000 kWh (2008 est)

Listrik - ekspor
0 kWh (2009 est)

Listrik - impor
0 kWh (2009 est)

Minyak - produksi
1,03 juta bbl / hari (2010 est)

Minyak - Konsumsi
1.292.000 bbl / hari (2010 est)

Minyak - Ekspor
404.100 bbl / hari (2009 est)

Minyak - impor
767.400 bbl / hari (2009 est)

Minyak - cadangan resmi
3,99 milyar bbl (1 Januari 2011 est)

Gas alam - produksi
82,8 miliar cu m (2010 est)

Gas alam - konsumsi
40470000000 cu m (2010 est)

Gas alam - ekspor
42330000000 cu m (2010 est)

Gas alam - impor
0 cu m (2010 est)

Gas alam - cadangan terbukti
3001000000000 cu m (1 Januari 2011 est)

Rekening Saldo
$ 6294000000 (2010 est)
$ 10630000000 (2009 est)

Ekspor
$ 158.100.000.000 (2010 est)
$ 119.600.000.000 (2009 est)

Ekspor - komoditas
minyak dan gas, peralatan listrik, kayu lapis, tekstil, karet

Ekspor - mitra
Jepang 16,3%, Cina 9,9%, US 9,1%, Singapura 8,7%, Korea Selatan 8%, India 6,3%, Malaysia 5,9% (2010)

Impor
$ 127.400.000.000 (2010 est)
$ 88720000000 (2009 est)

Impor - komoditas
mesin dan peralatan, bahan kimia, bahan bakar, bahan makanan

Impor - mitra
Cina 15,1%, Singapura 14,9%, Jepang 12,5%, US 6,9%, Malaysia 6,4%, Korea Selatan 5,7%, Thailand 5,5% (2010)

Cadangan devisa dan emas
$ 96210000000 (31 Desember 2010 est)
$ 66120000000 (31 Desember 2009 est)

Hutang - eksternal
$ 223.000.000.000 (30 Juni 2011 est)
$ 196.100.000.000 (31 Desember 2010 est)

Saham investasi asing langsung - di rumah
$ 86150000000 (31 Desember 2010 est)
$ 72840000000 (31 Desember 2009 est)

Saham investasi asing langsung - di luar negeri
$ 32850000000 (31 Desember 2010 est)
$ 30180000000 (31 Desember 2009 est)

Exchange
Bahasa Indonesia Rupiah (IDR) per dolar AS -
9,169.5 (2010)
10,389.9 (2009)
9,698.9 (2008)
9,143 (2007)
9,159.3 (2006)

Tugas Individu Mahasiswa.. : Buatlah kesimpulan dalam bentuk Makalah data-data tersebut di atas .

http://www.indexmundi.com/indonesia/economy_profile.html